LAPORAN
AKHIR MATA KULIAH
<TEKNOLOGI INFORMASI>
Dosen
Pengampu : Moenawar Kholil, S.kom
Di Susun
Oleh ;
NAMA : FERI ANDRI KUSUMA
NIM :1171101264
NIM :1171101264
KELAS : N / KONVERSI
program studi
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
WIDYA DHARMA KLATEN
<TAHUN 2011/2012>
DAMPAK
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
TERHADAP
AKTIVITAS PENDIDIKAN
Diajukan
Untuk
Disusun Oleh :
Nama
|
:
|
FERI ANDRI KUSUMA
|
N I M
|
:
|
1171101264
|
Dosen
|
:
|
Moenawar Kholil, S.kom
|
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah “ Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap
Aktivitas Pendidikan “ yang digunakan sebagai salah satu tugas mata
kuliah TI
Penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan
tentang “ Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas
Pendidikan “.
Namun demikian makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk di masa yang akan datang.
KLATEN, 5 MEI 2011
Penulis
FERI ANDRI KUSUMA
NIM : 1171101264
BAB
I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi
yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang
ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa
dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk
teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten atau
sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3)
TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang
efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah
kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk
mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan,
disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat.
Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam
menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam
dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang
melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam (1) meningkatkan
mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan
akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu
layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan
(4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang penulis
angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah ICT dan untuk meningkatkatkan pengetahuan
penulis dalam memahami dampak teknologi informasi dan komunikasi terhadap
aktivitas pendidikan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis
menggunakan metode penjabaran materi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi
pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk
mendapatkan data untuk pembuatan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri
dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Pembahasan yang terdiri
dari perkembangan teknologi menurut para ahli, Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), implementasi TIK dalam dunia pendidikan, dampak TIK terhadap
aktivitas pendidikan. permasalahan dan solusi internet dalam dunia pendidikan.
BAB III : Penutup, yang terdiri dari
kesimpulan.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut
Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67)
menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980)
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan
untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak
awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi
belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan
“logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan
pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul
(1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia
B. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK
menjadi semakin penting digunakan untuk mengungkapkan data dan fakta menjadi
sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan. Kontribusi TIK tidak terlepas dari
suatu tanggung jawab agar data dan fakta pendidikan dapat dikumpulkan,
dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan disebarkan agar masyarakat
mendapatkan informasi penting dengan benar secara efektif dan efisien. TIK pada
hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan suatu
informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan mutakhir. Salah satu
manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah teknologi internet.
Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang
mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui
perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan
efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar
pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK
secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan
datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu
padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
- Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam
dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan
komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan
di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Saat ini jumlah guru yang ada adalah
2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang
atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang
harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga
menjadi masalah adalah rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital
Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup
besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan belajar, (2) Meningkatkan
efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4) Meningkatkan kualitas
mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6) Mendorong belajar sepanjang
hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, (8)
Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga
secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah
modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT
tersebut yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu
pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu
pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core
content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran
(content suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar
sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya
telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal,
jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu
pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini
lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat
disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan
media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar,
display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video
Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran
yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama
fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer,
peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara,
studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran
yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar
kompetensi.
Selain peran TIK diatas, terdapat
pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill)
dan Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur
Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan
Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen
Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem Pendukung
Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga
posisi penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK
menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware
dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh
Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun
WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah
satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E learning dan E
SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas
pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring
Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas
agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia.
Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi
dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa
memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam
Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan
TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi (a)
merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan
sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai
sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat
aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk
pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan
membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a)
melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi
pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah
tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada
tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun
2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan
rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui
Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV
Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan
kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk
itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang
dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas
pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat
yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh
buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini
perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain
:
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas
salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh
positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak
tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer
secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu
pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet
sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak.
Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri
internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan
lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang
menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi
muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering
Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer
ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan
aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak
awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal,
orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer.
Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai
mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan
pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar,
diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya
mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada
kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah
harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat
mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali
semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi
dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa,
hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang
positif atau negatif.
E. Permasalahan dan
Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat
diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik di
perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal
online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari
berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun
yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk
memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan
kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam
dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya
jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada
lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan
jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari
universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi
internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan
banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi
informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan
bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya
biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan
permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat
Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya
menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para
pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki
kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan
ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi
dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab
rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia
untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri.
Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat
diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri
pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala
mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses
internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang
harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi
pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan
internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua
ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk
seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu
mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari
tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi
internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam
bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa
memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri.
Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan
diri jika dosen tidak pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal
tersebut.
Masalah terpenting dari sekian
faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni
mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi
masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan
tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami
penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama
dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang
pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah
di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau
mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini
dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk
mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan
internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang
lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
- A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan
2. Mengetahui cara mengatasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian sederhana dilaksanakan
pada bulan Januari 2011 di lingkungan pendidikan SMP Negeri 11 Jakarta.
C.
Metode Penelitian
Studi ini berbentuk studi
kepustakaan berupa menggali informasi tentang ilmu pengetahuan dan Teknologi
dalam kaitannya untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
aktivitas pendidikan.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu
bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit
atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang
ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak
negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan
semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh
dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya
perubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan
nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi
keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak
positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau
alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya
menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gairola, C. M. (2004). Information
and Communications Technology for Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi
Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty, H. (n.d.). ICT and
Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from
http://www.lib.itb.ac.id/:
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
http://www.depdiknas.go.id
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id
Label: Artikel
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar